Kamis, 03 Maret 2011

Virus-Virus Yang Bermanfaat Bagi Pengembangan Rekombinasi DNA

1. Bakteriofag


     Bakteriofag, virus-virus yang menginfeksi bakteri, bisa relatif mudah tumbuh sebagai plakat virus     pada kultur bakteri. Bakteriofag kadang-kadang memindahkan materi genetik dari satu sel bakteri ke yang lain dalam proses yang dikenal sebagai transduksi, dan transfer gen horizontal adalah salah satu alasan mengapa mereka menjabat sebagai alat penelitian utama dalam perkembangan awal biologi molekuler.
Kode genetik, fungsi ribozim, DNA rekombinan pertama dan perpustakaan genetik awal semua tiba di menggunakan bakteriofag. unsur genetik tertentu berasal dari virus, seperti promotor yang sangat efektif, biasanya digunakan dalam penelitian biologi molekuler saat ini.
Tumbuh virus hewan luar hewan inang hidup lebih sulit. Klasik, telur ayam dibuahi sering digunakan, tetapi kultur sel semakin digunakan untuk tujuan ini hari ini.
Sejak beberapa virus yang menginfeksi eukariota perlu untuk mengangkut bahan genetik mereka ke dalam inti sel inang, mereka adalah alat yang menarik untuk memperkenalkan gen baru ke dalam host (dikenal sebagai transformasi atau transfeksi). Modifikasi retrovirus sering digunakan untuk tujuan ini, karena mereka mengintegrasikan gen mereka ke dalam kromosom inang.
Pendekatan menggunakan virus sebagai vektor gen sedang dilaksanakan dalam terapi gen penyakit genetik. Sebuah masalah yang jelas yang harus diatasi dalam terapi gen virus adalah penolakan dari virus transformasi oleh sistem kekebalan tubuh.
terapi fag, penggunaan bakteriofag untuk memerangi penyakit bakteri, merupakan topik penelitian yang populer sebelum munculnya antibiotik dan baru-baru ini melihat minat baru.
Oncolytic virus adalah virus yang menginfeksi disukai sel-sel kanker. Sedangkan upaya awal untuk mempekerjakan virus ini dalam terapi kanker gagal, ada laporan pada tahun 2005 dan 2006 untuk mendorong hasil awal.
Sebuah aplikasi baru dari virus rekayasa genetika dalam nanoteknologi baru-baru ini dijelaskan, melihat penggunaan virus dalam ilmu material dan nanoteknologi. Untuk digunakan dalam pemetaan neuron melihat aplikasi pseudorabies dalam ilmu saraf.

2.  Virus Herpes simplex-timidin kinase (HSV-tk)

    Suatu pendekatan in vivo (di dalam organisme hidup) yang menjanjikan telah berhasil dilakukan dalam  mengatasi sel tumor, yaitu menggunakan gen virus herpes simplex-timidin kinase (HSV-tk) sebagai “gen pembunuh”. Gen tersebut diisolasi dari virus herpes simplex, suatu virus penyebab penyakit herpes. Tahap-tahap medis dalam terapi gen menggunakan gen HSV-tk untuk mematikan sel-sel glioblastoma  multiform (suatu tumor otak), secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Operasi pembuangan bagian tumor yang dapat dibuang dari otak,
2)      Pemasukan sel penghasil vektor yang membawa “gen pembunuh (gen HSV-tk)” secara injeksi atau implantasi ke sisa tumor yang tidak dapat dibuang dari otak,
3)      Pemulihan setelah operasi serta pemeriksaan hasil menggunakan Magnetic Resonance Imaging-Scan (MRI-Scan),
4)      Pemberian ganciclovir (GCV) secara intravenous (infus) sesuai dosis
5)      Perlakuan dengan penyinaran (radiasi) berenergi tinggi.
Penyinaran dilakukan ke bagian yang telah pulih, dua atau tiga minggu setelah pembedahan. Kemudian  setiap dua bulan, tumor otak pasien dipantau dengan MRI-Scan dan setelah satu tahun diharapkan terapi gen tersebut memberikan hasil yang positif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pengobatan melalui terapi gen dengan memanfaatkan gen HSV-tk untuk mematikan glioblastoma multiform memberikan hasil yang memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar